Mengapa mondok di MQ Lassang?

Karena di sini, santri tumbuh jadi cerdas, mandiri, dan berakhlak. Belajar agama dan ilmu umum, dalam lingkungan yang nyaman dan penuh pembinaan.

Kegiatan Terpimpin

Kegiatan terpimpin adalah kunci dari pembentukan karakter unggul di pesantren. Bukan hanya belajar ilmu, tapi juga belajar hidup.

Kegiatan terpimpin merupakan bagian penting dari sistem pendidikan dan pembinaan di lingkungan pondok pesantren. Melalui kegiatan ini, para santri tidak hanya diarahkan dalam aspek keilmuan, tetapi juga dibina secara ruhaniyah, akhlak, dan kedisiplinan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai pencari ilmu.

Setiap rangkaian kegiatan terpimpin dilaksanakan dengan penuh ketertiban dan dalam pengawasan langsung para asatidz. Kegiatan ini meliputi murojaah hafalan Al-Qur’an, pembacaan wirid harian, kajian kitab kuning klasik, muhadharah (latihan pidato), hingga kegiatan sosial dan kerja bakti. Semua disusun dalam pola yang terstruktur untuk melatih santri agar memiliki kepribadian Islami yang kokoh.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya proses pembinaan iman dan ilmu sebagai dua hal yang tidak terpisahkan dalam pendidikan Islam.

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)

Dengan bimbingan yang terpimpin dan sistematis, pondok pesantren berharap dapat mencetak generasi muslim yang berilmu, berakhlak, serta siap menjadi agen perubahan di masyarakat.

Semoga setiap langkah dalam kegiatan ini dicatat sebagai amal shalih dan menjadi jalan bagi para santri menuju ridha Allah SWT.

 

Lingkungan Asri & Sejuk

Lingkungan bukan sekadar latar belakang — tapi bagian dari pendidikan itu sendiri.

Karena tempat yang baik, akan melahirkan pribadi yang lebih baik.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tidak hanya menekankan pada penguasaan ilmu syar’i dan pembinaan akhlak, tetapi juga memberikan perhatian besar terhadap suasana dan lingkungan sebagai bagian integral dari proses tarbiyah (pembinaan).

Lingkungan yang asri dan sejuk bukan sekadar fasilitas penunjang, tetapi merupakan cerminan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kebersihan, keindahan, serta keselarasan antara manusia dan alam. Di pesantren, pepohonan yang rindang, taman yang terawat, serta udara yang bersih menciptakan suasana yang menyejukkan jiwa dan menenangkan hati. Suasana ini sangat mendukung kekhusyukan ibadah dan kenyamanan dalam menuntut ilmu.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا، لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا”
“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu berjalan di jalan-jalan yang luas padanya.”
(QS. Nuh: 19–20)

Ayat ini mengajarkan bahwa bumi adalah karunia yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab. Pesantren yang memperhatikan lingkungan sesungguhnya sedang menjalankan amanah sebagai khalifah di bumi.

Rasulullah ﷺ pun menegaskan dalam sabdanya:

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ”
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan.”
(HR. Muslim)

Dan dalam hadits lain, beliau bersabda:

الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ”
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
(HR. Muslim)

Dengan menjadikan kebersihan dan keasrian sebagai budaya harian, pondok pesantren turut menanamkan kesadaran spiritual bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah dan pengamalan iman. Para santri pun dibimbing untuk mencintai alam, menjaga kebersihan kamar, halaman, serta fasilitas bersama, sebagai cerminan akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah ﷺ.

Lingkungan yang bersih dan hijau membantu menumbuhkan ketenangan batin, melahirkan semangat baru dalam belajar, serta menjadikan hati lebih lapang menerima ilmu dan hidayah. Dalam suasana sejuk dan tenang ini, diharapkan muncul generasi santri yang tidak hanya faqih dalam agama, tetapi juga bijaksana dalam menjaga amanah bumi yang Allah titipkan.

Semoga lingkungan pondok yang indah ini menjadi ladang pahala, tempat berkembangnya ilmu, dan wahana pembentukan karakter yang kuat, bersih, dan peduli terhadap sekitarnya.

Ekstrakurikuler Bervariasi

Setiap santri adalah istimewa. Ekstrakurikuler menjadi sarana untuk menyalurkan potensi mereka menuju pribadi yang seimbang: cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.

Di tengah arus zaman yang semakin kompleks, pendidikan Islam dituntut untuk mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga terampil, berkarakter, serta siap menghadapi dinamika kehidupan global. Pondok pesantren sebagai pusat pembinaan akhlak dan ilmu keislaman menjawab tantangan ini melalui program ekstrakurikuler yang bervariasi dan terarah.

Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian dari kurikulum pembentukan karakter santri. Mulai dari kegiatan pramuka, hadrah, marawis, tahfizh Al-Qur’an, seni kaligrafi, bela diri, olahraga, jurnalistik, desain grafis islami, hingga latihan kepemimpinan dan kewirausahaan Islami — semua dirancang untuk mendukung pertumbuhan santri secara komprehensif: jasadiyah (fisik), fikriyah (intelektual), dan ruhiyah (spiritual).

Pondok pesantren menyadari bahwa setiap santri memiliki keunikan dan potensi yang beragam. Oleh karena itu, dengan memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan bakat dan minat melalui ekstrakurikuler, diharapkan lahir pribadi-pribadi yang percaya diri, kreatif, bertanggung jawab, dan mampu bekerja dalam tim. Kegiatan ini juga menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan keterampilan hidup yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ…”
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…”
(QS. Al-Anfal: 60)

Ayat ini menegaskan pentingnya persiapan dalam berbagai aspek kehidupan, baik spiritual, intelektual, maupun fisik. Kekuatan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kekuatan militer, tetapi mencakup kekuatan ilmu, moral, kepemimpinan, dan keterampilan.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف، وفي كلٍّ خير…”
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada keduanya ada kebaikan.”
(HR. Muslim)

Dalam konteks ini, kekuatan mencakup kekuatan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Maka, ekstrakurikuler yang bervariasi menjadi wasilah penting untuk membentuk mukmin yang kuat dalam segala lini kehidupan.

Melalui kegiatan-kegiatan ini, para santri dilatih untuk bekerja dalam tim, berani tampil di depan umum, bertanggung jawab atas peran yang diemban, serta mengenal dunia luar secara lebih bijaksana tanpa meninggalkan identitas keislamannya. Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi sarana efektif dalam membangun ukhuwah Islamiyah antarsantri dan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan serta komitmen terhadap waktu.

Dengan izin Allah SWT, program ekstrakurikuler ini menjadi pelengkap dari proses pembelajaran yang holistik, mencetak generasi santri yang tidak hanya pandai membaca kitab, tetapi juga siap memimpin, berinovasi, dan berkontribusi bagi umat dan bangsa. Inilah wujud dari konsep “tafaqquh fid-din” yang dibarengi dengan “i’dad qiyadah” — pembinaan pemimpin masa depan yang faqih, amanah, dan tangguh.

Semoga seluruh aktivitas ini tercatat sebagai amal jariyah, menjadi bekal kehidupan dunia dan akhirat bagi para santri, serta memperkokoh peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan berkualitas.

Kaderisasi Pemimpin Ummat

Kaderisasi pemimpin umat bukan hanya teori. Setiap santri dipersiapkan untuk menjadi penerus dakwah yang tangguh, santun, dan membawa rahmat bagi sekitarnya.

Di tengah kompleksitas zaman dan derasnya arus perubahan sosial, munculnya pemimpin yang berintegritas, berilmu, dan berakhlak mulia adalah sebuah kebutuhan mendesak bagi umat dan bangsa. Pondok pesantren hadir sebagai benteng moral dan pusat pendidikan yang memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan kader-kader pemimpin umat — pemimpin yang tidak hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga luhur dalam perilaku, dan tangguh dalam membawa nilai-nilai Islam ke tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Program kaderisasi pemimpin umat di lingkungan pondok pesantren dibangun di atas dasar pemahaman bahwa kepemimpinan dalam Islam bukanlah kehormatan yang dikejar, melainkan amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, proses pembinaan yang dijalankan tidak hanya menyentuh aspek intelektual dan teknis, tetapi juga spiritual, emosional, dan akhlak kepemimpinan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ”
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, selama mereka sabar dan meyakini ayat-ayat Kami.”
(QS. As-Sajdah: 24)

Dari ayat ini kita pahami bahwa kesabaran dan keyakinan terhadap wahyu adalah dua pilar utama dalam pembentukan seorang pemimpin dalam pandangan Islam. Maka, pesantren melalui program kaderisasi memberikan porsi besar pada pembinaan ruhani, internalisasi nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah, serta latihan untuk menghadapi tantangan dengan kesabaran dan hikmah.

Kegiatan kaderisasi kepemimpinan ini diwujudkan melalui berbagai bentuk seperti:

  • Pelatihan kepemimpinan santri
  • Dauroh Qur’aniyah dan Tarbiyah Nafsiyah
  • Organisasi intra-pesantren seperti OSMAQ (Organisasi Santri Mahyajatul Qurra’)
  • Latihan khutbah dan public speaking
  • Majelis musyawarah dan latihan pengambilan keputusan
  • Bimbingan dakwah dan amal sosial kemasyarakatan
  • Simulasi tanggung jawab dalam struktur kepengasuhan atau asrama

Semua ini dilaksanakan bukan semata untuk membentuk santri yang pandai berbicara di depan umum, tetapi lebih dari itu: santri yang sanggup memimpin dengan ilmu, memberi teladan dengan akhlak, dan mengabdi dengan keikhlasan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ”
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Pesantren dengan sadar menanamkan sejak dini bahwa setiap santri adalah calon pemimpin. Bila tidak memimpin orang lain, minimal ia harus mampu memimpin dirinya sendiri. Maka disiplin, tanggung jawab, inisiatif, dan adab menjadi muatan utama dalam setiap kegiatan kaderisasi.

Lebih jauh, pesantren ingin membentuk pemimpin yang rabbani — yang dekat dengan Allah, berpijak pada nilai-nilai wahyu, dan berpandangan luas terhadap dinamika sosial. Pemimpin seperti ini akan menjadi cahaya di tengah umat, membawa solusi dengan ilmu, dan menyinari masyarakat dengan keteladanan.

Melalui program kaderisasi pemimpin umat, pondok pesantren berikhtiar mencetak generasi yang tidak hanya siap menjadi imam di shaf-shaf shalat, tetapi juga imam di medan dakwah, sosial, dan kepemimpinan publik — dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam yang lurus dan bijaksana.

Semoga upaya ini menjadi bagian dari perjuangan panjang melahirkan pemimpin masa depan yang adil, berilmu, dan amanah, sebagaimana harapan Rasulullah ﷺ yang bersabda:

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”
(HR. Bukhari)

Maka, mencetak pemimpin bukan pilihan, tetapi kewajiban strategis dan perintah agama — dan pesantren menjawabnya dengan kesungguhan.

Yuk Mondok di MQ Lassang !

Belajar agama dan ilmu umum seimbang, dibimbing dengan kasih, tumbuh dalam lingkungan yang mendidik dan membentuk karakter.